Long Week End in 5-8 April 2007.
Tak terasa sudah 2.5 aku tinggal di Sangatta, Kalimantan Timur. Banyak orang bertanya "Nggak takut di sana sama orang Dayak?" "Kok mau sih?" nggak ngeri? sejumlah pertanyaan serupa sering dilontarkan teman. Kenyataanya, saya memang belum pernah punya pengalaman buruk dengan apa yang ditakutkan orang. Justru dengan keberadaan saya di sini mendorong saya untuk bisa tahu kehidupan mereka. Sudah beberapa perkampungan Dayak yang saya kunjungin bersama Click Club - Club Photography yang saya masuki. Kampung Dayak di Mentoko, Sangkulirang dan Miau Baru.
Perjalanan paling menyenangkan menyusuri Sungai Mahakam dengan House Boat yang disewa 1.5 juta perhari bersama KCC merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan.
Berangkat dari Sangatta Kamis 5 April, after work, kemudian bermalam di Samarinda.
Para Pria bermalam di Kantor KPC dan Para wanita bermalam di Rumah Kak Fenty.
Pagi jam 07.00 Start berangkat dari Smd menuju Tenggarong dan harus menuggu sekitar 1 jam karena House Boat belum bersandar. Mencoba mengisi waktu dengan mengunjungi Museum di Tenggarong...tetapi has no luck ... karena Museum belum buka karena petugas belum datang.
start dari Pelabuhan Museum Tenggarong jam 09.30 berlayar menuju ke hulu dan perjalanan ini memakan waktu seharian. Malam hari kapal baru tiba di Muara Muntai. Sepanjang jalan kita dapat menyaksikan perkampungan pinggir sungai dan beberapa pelabuhan batubara kecil dan perusahaan kayu. Ada anak-anak mandi yang berloncatat ke sungai...ini yang paling ditunggu-tunggu anggota Club ...mencoba untuk mengambil good picture...aku dapat juga beberapa, tapi berhubung terbatas oleh moment dan waktu, background menjadi terlalu ramai.
Keesokan harinya setelah mengambil waktu beberapa saat untuk melihat kota pelabuhan ini, ada juga yang bertransaksi membeli udang, rombongan melanjutkan perjalan dengan Perahu Ces menuju Muara Mancong dimana terdapat Rumah Panjang - Lamin dan kita dapat melihat beberapa Tarian Dayak Benuaq. Sepanjang perjalanan banyak terdapat object yang menarik yang bisa difoto, Burung-burung dan Bekantan kami coba foto. I have no luck with bekantan...tapi lumayan ada beberapa formasi burung yang berhasil di shoot.
menjelang tengah hari --setelah berperahu selama 3 jam -- rombongan tiba di Mancong dan langsung menemui kepala suku di Lamin untuk meminta tarian yang harus kita bayar Rp. 450.000. Ada 7 tarian yg dipentaskan termasuk tarian penyambutan tamu. Tarian terakhir adalah tarian keahlian menyumpit...beberapa anggota rombongan diberi kesempatan juga utk mencoba...dari beberapa orang yang berhasil hanyalah Kris P...hip hip hip huraaa...nggak malu-maluin ada juga yang bisa nyaingin prajurit Dayak...kami semua langsung bersorak.
Di tengah perkampungan dayak ...ternyata ada juga Mushola kecil yang saya lihat kita-kira 50 m dari rumah Lamin...sayangnya waktu kami coba untuk sholat di sana karena waktu zuhur sudah datang...tidak ada air yang available..akhirnya kami putuskan untuk mejamak saja.
Sedianya perjalanan akan dilanjutkan menuju Tanjung Isuy, akan tetapi karena perjalan masih sekitar 2.5 jam dan belum sholat akhirnya kita putuskan untuk kembali ke boat dan kunjungan dialihkan ke Danau ??? saja on the way back. Sekitar jam 17.00 rombongan tiba kembali di House boat ... akan tetapi ketika transfer dari Perahu Ces (yg dibayar 1.5 jt utk 4 perahu) ke House Boat..radio HT pak Putra terjatuh di sungai...yaah...untungnya p Putra mengikhlaskan...
setelah mandi dan sholat...ibu-ibu masak makan malam...photo-photo hasil hunting perjalanan mulai dipertontonkan dan dibahas. Sekitar jam 23.00 perahu merapat di Kota Bangun ..sebagian sudah pergi tidur...sebagian berjalan-jalan malam melihat-lihat Kota Bangun...Tidak banyak yang bisa dilihat ada Bank dan beberapa warung...Ada yang ,mencoba mencari Fanta Merah...tapi tidak berhasil...hanya ada teh botol dan coca Cola saja atau sprite....Menjelang dini hari sekitar jam 03.00 mesin kapal mati karena Aki nya bermasalah...sempet khawatir karena kapal berhenti berlayar di out of no where...menjelang subuh awak kapal berhasil menghidupkan kembali mesin setelah salah satu awak kapal sempat berenang malam utk menambatkan kapal dan mencari aki di kampung terdekat.
akhirnya House boat melanjutkan perjalanan menuju Lekaq Kidau...perkampungan Dayak bertelinga Panjang...di sana digelar kerajinan tangan manik-manik khas Dayak ada gelang, kalung dan baju adat...beberapa items dibeli oleh sebagian anggota rombongan dan Baju Dayak dibeli oleh ibu Maya dengan harga 250 ribu...bajunya sangat indah dan penuh manik-manik.
Beberapa orang Dayak bertelinga panjang yang rata-rata sudah sangat tua ...di atas umur 70 th berpose untuk kami photo dengan membayar Rp. 250.000 ..setelah beberapa jepretan ...para model merasa kecapen dan pegal berdiri karena memang mereka sudah sangat tua dan mereka bergegas hendak pergi ke Gereja...walhasil kami tidak bisa memfoto terlalu banyak.
Beberapa bahan makanan yang masih tersisa seperti kornet, indomie, biskuit, dll kami berikan kepada mereka dan mereka sangat senang sekali.
Untuk sarapan pagi kami membuat Nasi Goreng yang sangat laku keras sampai-sampai yg masak hampir-hampir nggak kebagian. Sebetulnya kami masak Sup juga utk makan siang tapi sayang sebelum jam 12.00 kapal sudah merapat kembali di Pelabuhan Museum Tenggarong...sehingga kami tidak jadi makan sup dan kami hibahkan ke awak kapal saja.
Ketika transaksi pembayaran House Boat sempet Keqi karena melenceng dari perjanjian yang sudah disetujui untuk dihitung 2.5 hari tapi mereka tetap minta 3 hari...yah nggak papa dech dari pada ribut...
In general ...perjalanan sungguh sangat menyenangkan. menikmati pemandangan pinggir sungai sambil membaca buku dengan semilir angin yang sejuk...dan tentu saja hunting photo begitu melihat object yang menarik....sungguh menyenangkan..an escape from routinity ...
Tak terasa sudah 2.5 aku tinggal di Sangatta, Kalimantan Timur. Banyak orang bertanya "Nggak takut di sana sama orang Dayak?" "Kok mau sih?" nggak ngeri? sejumlah pertanyaan serupa sering dilontarkan teman. Kenyataanya, saya memang belum pernah punya pengalaman buruk dengan apa yang ditakutkan orang. Justru dengan keberadaan saya di sini mendorong saya untuk bisa tahu kehidupan mereka. Sudah beberapa perkampungan Dayak yang saya kunjungin bersama Click Club - Club Photography yang saya masuki. Kampung Dayak di Mentoko, Sangkulirang dan Miau Baru.
Perjalanan paling menyenangkan menyusuri Sungai Mahakam dengan House Boat yang disewa 1.5 juta perhari bersama KCC merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan.
Berangkat dari Sangatta Kamis 5 April, after work, kemudian bermalam di Samarinda.
Para Pria bermalam di Kantor KPC dan Para wanita bermalam di Rumah Kak Fenty.
Pagi jam 07.00 Start berangkat dari Smd menuju Tenggarong dan harus menuggu sekitar 1 jam karena House Boat belum bersandar. Mencoba mengisi waktu dengan mengunjungi Museum di Tenggarong...tetapi has no luck ... karena Museum belum buka karena petugas belum datang.
start dari Pelabuhan Museum Tenggarong jam 09.30 berlayar menuju ke hulu dan perjalanan ini memakan waktu seharian. Malam hari kapal baru tiba di Muara Muntai. Sepanjang jalan kita dapat menyaksikan perkampungan pinggir sungai dan beberapa pelabuhan batubara kecil dan perusahaan kayu. Ada anak-anak mandi yang berloncatat ke sungai...ini yang paling ditunggu-tunggu anggota Club ...mencoba untuk mengambil good picture...aku dapat juga beberapa, tapi berhubung terbatas oleh moment dan waktu, background menjadi terlalu ramai.
Keesokan harinya setelah mengambil waktu beberapa saat untuk melihat kota pelabuhan ini, ada juga yang bertransaksi membeli udang, rombongan melanjutkan perjalan dengan Perahu Ces menuju Muara Mancong dimana terdapat Rumah Panjang - Lamin dan kita dapat melihat beberapa Tarian Dayak Benuaq. Sepanjang perjalanan banyak terdapat object yang menarik yang bisa difoto, Burung-burung dan Bekantan kami coba foto. I have no luck with bekantan...tapi lumayan ada beberapa formasi burung yang berhasil di shoot.
menjelang tengah hari --setelah berperahu selama 3 jam -- rombongan tiba di Mancong dan langsung menemui kepala suku di Lamin untuk meminta tarian yang harus kita bayar Rp. 450.000. Ada 7 tarian yg dipentaskan termasuk tarian penyambutan tamu. Tarian terakhir adalah tarian keahlian menyumpit...beberapa anggota rombongan diberi kesempatan juga utk mencoba...dari beberapa orang yang berhasil hanyalah Kris P...hip hip hip huraaa...nggak malu-maluin ada juga yang bisa nyaingin prajurit Dayak...kami semua langsung bersorak.
Di tengah perkampungan dayak ...ternyata ada juga Mushola kecil yang saya lihat kita-kira 50 m dari rumah Lamin...sayangnya waktu kami coba untuk sholat di sana karena waktu zuhur sudah datang...tidak ada air yang available..akhirnya kami putuskan untuk mejamak saja.
Sedianya perjalanan akan dilanjutkan menuju Tanjung Isuy, akan tetapi karena perjalan masih sekitar 2.5 jam dan belum sholat akhirnya kita putuskan untuk kembali ke boat dan kunjungan dialihkan ke Danau ??? saja on the way back. Sekitar jam 17.00 rombongan tiba kembali di House boat ... akan tetapi ketika transfer dari Perahu Ces (yg dibayar 1.5 jt utk 4 perahu) ke House Boat..radio HT pak Putra terjatuh di sungai...yaah...untungnya p Putra mengikhlaskan...
setelah mandi dan sholat...ibu-ibu masak makan malam...photo-photo hasil hunting perjalanan mulai dipertontonkan dan dibahas. Sekitar jam 23.00 perahu merapat di Kota Bangun ..sebagian sudah pergi tidur...sebagian berjalan-jalan malam melihat-lihat Kota Bangun...Tidak banyak yang bisa dilihat ada Bank dan beberapa warung...Ada yang ,mencoba mencari Fanta Merah...tapi tidak berhasil...hanya ada teh botol dan coca Cola saja atau sprite....Menjelang dini hari sekitar jam 03.00 mesin kapal mati karena Aki nya bermasalah...sempet khawatir karena kapal berhenti berlayar di out of no where...menjelang subuh awak kapal berhasil menghidupkan kembali mesin setelah salah satu awak kapal sempat berenang malam utk menambatkan kapal dan mencari aki di kampung terdekat.
akhirnya House boat melanjutkan perjalanan menuju Lekaq Kidau...perkampungan Dayak bertelinga Panjang...di sana digelar kerajinan tangan manik-manik khas Dayak ada gelang, kalung dan baju adat...beberapa items dibeli oleh sebagian anggota rombongan dan Baju Dayak dibeli oleh ibu Maya dengan harga 250 ribu...bajunya sangat indah dan penuh manik-manik.
Beberapa orang Dayak bertelinga panjang yang rata-rata sudah sangat tua ...di atas umur 70 th berpose untuk kami photo dengan membayar Rp. 250.000 ..setelah beberapa jepretan ...para model merasa kecapen dan pegal berdiri karena memang mereka sudah sangat tua dan mereka bergegas hendak pergi ke Gereja...walhasil kami tidak bisa memfoto terlalu banyak.
Beberapa bahan makanan yang masih tersisa seperti kornet, indomie, biskuit, dll kami berikan kepada mereka dan mereka sangat senang sekali.
Untuk sarapan pagi kami membuat Nasi Goreng yang sangat laku keras sampai-sampai yg masak hampir-hampir nggak kebagian. Sebetulnya kami masak Sup juga utk makan siang tapi sayang sebelum jam 12.00 kapal sudah merapat kembali di Pelabuhan Museum Tenggarong...sehingga kami tidak jadi makan sup dan kami hibahkan ke awak kapal saja.
Ketika transaksi pembayaran House Boat sempet Keqi karena melenceng dari perjanjian yang sudah disetujui untuk dihitung 2.5 hari tapi mereka tetap minta 3 hari...yah nggak papa dech dari pada ribut...
In general ...perjalanan sungguh sangat menyenangkan. menikmati pemandangan pinggir sungai sambil membaca buku dengan semilir angin yang sejuk...dan tentu saja hunting photo begitu melihat object yang menarik....sungguh menyenangkan..an escape from routinity ...
2 comments:
duh teh niee.....
baru tau nih kalo punya blog....
blognya keren tehhhh.......*standing applause*...
miss you teh nieku sayang
ternyata belantara kalimantan masih dianggap menakutkan ya... :-)
Post a Comment